Senin, 02 Januari 2012

6 jenis bentuk tubuh pada kucing

       Kucing pada dasarnya memiliki dua tipe bentuk tubuh. Pertama adalah ekstrim, cobby(bentuk tubuh pendek dan bulat), kaki pendek,bahu lebar, dan kepala berbentuk bundar seperti ciri-ciri yang dimiliki kucing persia dan exotic berbulu pendek. Kedua, svelte(bentuk tubuh panjang dan langsing), berotot, bertulang kecil, dan kepala berbentuk tirus seperti yang dimiliki kucing siamese dan balinese.    
       Secara rinci tipe tubuh kucing dibagi menjadi enam tipe, yaitu sebagai berikut.
  1. Oriental. Cirinya adalah tubuh langsing, kepala panjang dan segi tiga, mata berbentuk almond, telinga besar, hidung panjang, ekor panjang, dan kaki panjang. Jenis kucing yang termasuk tipe ini yaitu      oriental shorthair, siamese, dan balinese.
  2. Foreign. Cirinya adalah bentuk tubuh yang langsing, tetapi kurang langsing dari tipe oriental. Tubuhnya agak atletis, ekor panjang, kaki panjang, telinga besar, dan mata berbentuk almond. Jenis kucing yang termasuk dalam tipe ini, yaitu anggora turki, abyssinian, rusian blue, dan somalia.
  3. Semi-foreign. Ciri yang dimilikinya sedikit ramping, tetapi tubuh lebih tebal dari jenis foreign. Contoh jenis kucingnya: devon rex, mesir mau, havana brown, dan sphynx.
  4. Semi-cobby. Cirinya adalah bentuk tubuh yang bulat dengan kepala bulat dan lebar serta kakinya yang pendek. Contohnya american shorthair, british shorthair, scottish fold, dan singapura.
  5. Cobby. Kucing yang bertipe jenis ini memiliki tubuh pendek, kompak, dan berotot dengan mata agak bulat dan kepala, telinga kecil, hidung pendek, dan ekor pendek pula. Contohnya persia, manx, himalaya, exotic shorthair, dan burma.
  6. Substansial. Ciri kucing ini besar,tidak bulat dan kekar. Contohnya adalah maine coon, bengal, ragdoll, siberia, norwegia forest cat, dan birman.


                                                                    oriental shorthair

siamese

balinese

anggora turki

abyssinian

rusian blue

somalia

 devon rex

mesir mau

havana brown

sphynx

american shorthair

british shorthair

scottish fold

singapura

persia

manx

himalaya

exotic shorthair

burma

 maine coon

bengal

ragdoll

siberia

norwegia forest cat

birman


Sabtu, 17 Desember 2011

Warna-warna pada kucing

---Calico---
Kucing yang berwarna Calico atau sering disebut (belang Telon)
adalah kucing yang memiliki 3 paduan warna 
yang terdiri dari putih, hitam, dan merah(coklat ke merah-merahan).

---Calico Dilute---
kucing yang berwarna Calico Dilute sama halnya dengan kucing yang berwarna
calico, hanya perbedaannya pada kepekatan pada warnanya.
pada kucing yang berwarna calico dilute mempunyai warna yang tidak pekat.

---Red Tabby---
Kucing yang berwarna coklat ke merah-merahan yang pekat diseluruh tubuhnya 
serta mempunyai motif dengan warna yang sama 
hanya dibedakan dengan kepekatan warnanya saja.

---Brown Tabby---
Kucing yang berwarna abu-abu kecoklat-coklatan dengan motif 
di tubuhnya.

---Bicolor Black and White---
Kucing yang terdiri dari dua perpaduan warna yaitu hitam dan putih.

---Bicolor Red and White---
Kucing yang terdiri dari dua perpaduan warna yaitu coklat kemerah-merahan dan putih.

---Blue Smoke---
Kucing yang memiliki warna abu-abu yang tidak pekat atau abu-abu yang memudar.

---bicolor Grey and white---
Kucing yang memiliki dua perpaduan warna antara abu-abu dan putih.

---Black---
Kucing yang memiliki warna hitam pekat dengan porsi sluruh badan
tanpa warna lainnya.

---Blacktorty---
Kucing yang memiliki banyak perpaduan warna dengan porsi-porsi yang tidak menentu
atau secara acak di seluruh tubuhnya, warna terdiri dari hitam, cream, abu-abu, putih, coklat kemerah-merahan.

---Himalayan---
Kucing yang memiliki warna dominan putih 
dengan point-point hitam ke abu-abuan di bagian alat geraknya seperti
hidung, kuping, kaki, buntut.

photo diambil dari men-shearching di google yang di ambil dari berbagai blog-blog para bloger..



Jenis-jenis Ikan Diskus

*Red Royal Blue*
(Stripped form, thick lines)
Coraknya klasik sehingga sering digunakan sebagai indukan untuk kawin silang . Jenis Turquoise terbaik ini banyak dikembangkan di thailand.

*Snake Skin*
(Stripped form, fine lines)
Masuk dalam kelompok stripped form, fine line karena corak garisnya yang tipis sekitar 1 mm. jumlah bar lebih dari 9.

*Snake Skin King Cobra*
(Stripped form, fine lines)
Jenis Snake Skin yang unik karena garisnya yang berwarna biru membentuk lingkaran-lingkaran kecil sehingga tampak seperti lubang-lubang yang berwarna cokelat.

*Blue Diamond*
(Solid Blue)
Salah satu jenis diskus yang dianggap abadi karena selalu disukai konsumen di Asia, Eropa, dan Amerika. Daya tariknya terdapat pada warna birunya yang indah dan cemerlang.

*Red Melon*
(Solid Red)
Dengan warna merah seperti water melon (semangka), diskus jenis ini cukup disukai pasar lokal dan pasar ekspor, seperti Jepang dan Prancis.

*San Merah*
(Solid Red)
Termasuk diskus yang sangat diminati konsumen saat ini banyak digunakan oleh breeder sebagai induk untuk mendapatkan keturuan red melon.

*golden Marlboro*
(Solid Yellow)
Sering digunakan sebagai induk dalam kawin silang untuk mendapatkan jenis Golden yang lebih baik, yaitu Golden dengan corak yang semakin sedikit.

*Leopard Snake*
(Spotted Form)
jenis diskus yang saat ini diminati konsumen diseluruh dunia dan harga pasarnya relatif tinggi dibandingkan jenis discus lainnya. Begitu terkenalnya jenis ini sehingga dijadikan sebagai masterpiece diskus.

*Mozaik Leopard*
(spotted form)
Merupakan perkembangan Leopard terbaru dengan corak yang berbentuk seperti huruf C atau O sehingga harganya lebih mahal dibandingkan Leopard biasa.

*White Diamond*
(hybrid)
Jenis hybrid yang diminati para peternak diskus di Asia sebagai indukan untuk kawin silang. Diskus ini juga cukup disukai hobiis karena warnanya yang unik, putih dengan bagian kepala berwarna kuning dan lingkaran mata berwarna putih.

*Heckel discus*
(wild form)
Diskus alam ini disukai konsumen di Asia dan Eropa walaupun pangsa pasarnya masih sedikit salah satu daya tariknya terletak pada bar ke-5 yang nampak jelas.

Dan masih banyak lagi jenis-jenis diskus karena para peternak tak pernah berusaha untuk menciptakan jenis-jenis baru ikan diskus dengan mengawin silangkan indukan-indukan yang berkualitas baik.


dikutip dari : BUKU MENGHASILKAN DISKUS VARIATIF DENGAN KAWIN SILANG
ditulis oleh  : Bpk. Benny Herman S.
                    Marizka The
diterbitkan oleh: Penebar Swadaya

Penggemukan Sapi

Singkat cerita penggemukan sapi dilakukan untuk meningkatkan hasil,mutu,dan kwalitas daging sapi yang dihasilkan pada sebuah peternakan sapi pedaging.

berikut adalah point-point dalam penggemukan sapi:
1.Pemilihan Jenis Sapi
2.Berbagai Sistem Penggemukan
   a.Pasture Fattening
   b.Dry Lot Fattening
   c.Kereman

_____________________________________XXXX_______________________________________

1.Pemilihan Jenis Sapi
    A.Sapi Lokal
        Jenis-jenis sapi yang sudah lama terdapat di Indonesia dan telah berkembang secara turun -temurun dikenal dengan sebutan sapi lokal. jenis-jenis sapi lokal ini tersebar hampir disemua daerah Indonesia, tetapi ada pula yang hanya terdapat didaerah-daerah tertentu saja.Jenis sapi lokal yang dapat digunakan sebagai sapi bakalan untuk usaha penggemukan adalah sebagai berikut.

*Sapi Bali*
        Sapi Bali merupakan keturunan dari sapi liar yang disebut banteng (Bos sondacius) yang telah mengalami 
proses domestikasi selama ratusan tahun. Sebagai akibat dari proses domestikasi yang cukup lama itu,      ukuran tubuh sapi bali menjadi lebih kecil dibandikan dengan banteng. Sapi bali dewasa dapat mencapai tinggi     badan 130cm dengan bobot badan jantan dewasa berkisar 350-400kg, sedangkan betina dewasa berkisar 250-300kg. Namun, dengan pakan yang lebih baik sapi bali jantan pada umur 6-8 tahun dapat mencapai  bobot badan 450kg.

*Sapi Madura*

        Sapi madura merupakan hasil kawin silang antara sapi bali dengan sapi india (Bos indicus). Hal ini didasarkan pada adanya tanda-tanda yang diturunkan oleh kedua jenis sapi tersebut seperti ponok dari bos indicus dan bulu dari bos sondaicus. Namun, ada pula yang memperkirakan bahwa sapi madura merupakan hasil persilangan bos sondaicus dengan sapi jawa yang kemudian dimasukan darah Bos indicus. Bobot badan jantan dewasa berkisar 250-300kg dan betina dewasa berkisar 150-200kg dan itu jelas karena sapi madura postur badannya lebih kecil dibandingkan sapi bali.

*Sapi Ongole(Sumba Ongole)*

          Sapi ongole bukanlah sapi asli Indonesia, melainkan berasal dari India. Sapi ini mulai dimasukan ke Indonesia pada permulaan abad ke-20 dan diternakan secara murni dipulau sumba sehingga lebih dikenal dengan nama Sapi Sumba Ongole. Tinggi jantan dewasa dapat mencapai 150cm dengan bobot badan 600kg, sedangkan betina dewasa dapat mencapai tinggi 135cm dengan bobot badan 450kg.

*Sapi Peranakan Ongole(PO)*

         Program "Ongolisasi" yang telah dilakukan di pulau jawa dan sumatera telah berhasil meng-up grade sapi-sapi setempat dengan sapi ongole dan menghasilkan sapi yang disebut "Peranakan Ongole" (PO). Walaupun belum diperoleh data yang pasti, tetapi dilihat dari daerah penyebaran sapi PO menunjukan bahwa jumlah sapi PO jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sapi-sapi lokal lainnya.
         Postur tubuh maupun bobot badan sapi PO lebih kecil dibandingkan sapi ongole. Ponok dan gelambir kelihatan kecil atau tidak ada sama sekali. Warna bulunya sangat bervariasi, tetapi pada umumnya berwarna putih atau putih keabuabuan.

       B.Sapi Impor

           Selain dari sapi-sapi lokal, sapi untuk bakalan dalam usaha penggemukan dapat pula dipilih dari jenis sapi impor.Banyak jenis sapi diluar negri yang khusus dipelihara sebagai penghasil daging dan dapat dijadikan sebagai bakalan untuk usaha penggemukan. beberapa diantaranya yang penting diutarakan adalah sebagai berikut.

*Sapi Hereford*

         Sapi hereford berasal dari inggris dan mulai dikembangkan sebagai penghasil daging di Amerika Serikat  sejak tahun 1840. Selain tersebar luas di Amerika Serikat, sapi jenis ini juga terdapat di Amerika Latin,Kanada,Australia,Selandia Baru,dan Afrika Selatan. Postur tubuhnya rendah,tetapi tegap. Urat dagingnya padat. Bobot badan jantan dewasa sekitar 850kg, sedangkan betina dewasa sekitar 650kg. Kualitas dagingnya baik, daya adaptasinya terhadap lingkungan juga baik. Sapi ini lebih sesuai untuk penggemukan dengan sistem pastur atau padang penggembalaan karena cara merumputnya baik.

*Sapi Shorthorn*

        Sapi Shorthorn berasal dari inggris dan mulai dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 1783 didaerah Virginia. Bentuk tubuhnya besar,bujur sangkar, dan kompak.Bobot badan jantan dewasa dapat mencapai sekitar 1000kg, sedangkan betina dewasa sekitar 770kg.

*Sapi Aberdeen Angus*

         Sapi Aberdeen Angus merupakan salah satu jenis sapi penghasil daging yang terkenal di amerika serikat. Sapi Aberdeen Angus berasal dari daerah beriklim dingin dan lembab di sebelah utara Skotlandia. Sapi jenis ini mulai dimasukan ke Amerika Serikat pada tahun 1873. Bentuk tubuh sapi ini lebar, kompak, dan mempunyai urat daging yang baik. Warna tubuhnya hitam seluruhnya, tetapi kadang kala terdapat warna putih pada bagian bawah belakang pusat.

*Sapi Charolais*

         Sapi Charolais adalah sapi Perancis dan merupakan salah satu jenis sapi pedaging yang terkenal di Perancis. Warna tubuhnya Krem muda atau keputih-putihan. Postur tubuhnya besar dan padat, tetapi kasar. bobot badan jantan dewasa dapat mencapai 1000kg, sedangkan betina dewasa sekitar 750kg.

*Sapi Brahman*

         Sapi Brahman berasal dari India dan termasuk dalam golongan sapi Zebu. Sapi ini mulai dibawa ke Amerika Serikat pada tahun 1854 dan dikembangkan pada daerah-daerah louisiana. Sapi brahman ditandai dengan ponok yang besar pada jantan, tetapi kecil pada betina. Ukuran tubuhnya besar,panjang dengan kedalaman tubuh yang sedang. Warna tubuhnya gelap keabuabuan. Sapi brahman jantan berbobot sekitar 800kg dan betina sekitar 550kg.


2.Berbagai Sistem Penggemukan

          Ada beberapa sistem penggemukan yang diganakan untuk sapi. Pada prinsipnya, perbedaan sistem penggemukan sapi terletak pada teknik pemberian pakan atau ransum, luas lahan yang tersedia, umur dan kondisi sapi yang akan digemukan, serta lama penggemukan. Di luar negri, penggemukan sapi dikenal dengan sistem pasture fattening,dry lot fatening, dan kombinasi keduanya, sedangkan di Indonesia dikenal dengan sistem kreman.

A.Pasture Fattening
         Pasture Fattening merupaka suatu sistem penggemukan sapi yang dilakukan dengan cara menggembalakan sapi dipadang penggembalaan. Dengan demikian, teknik pemberian pakan dalam sistem ini adalah dengan penggembalaan. Tidak ada penambahan pakan berupa konsentrat maupun biji-bijian sehingga pakan yang tersedia hanya berasal dari hijauan yang terdapat di padang penggembalaan. Oleh karena itu, hijauan yang terdapat dipadang penggembalaan disamping rumput-rumputan yang ada, harus ditanami leguminosa agar kualitas hijauan yang ada di padang penggembalaan itu lebih tinggi. Apalagi hanya mengandalkan rumput-rumputan saja dan tanpa penanaman leguminosa maka tidak dapat diharapkan pertambahan bobot badan sapi yang lebih tinggi. Apalagi sistem penggemukan sapi pasture fattening akan diaplikasikan di Indonesia makan jenis leguminosa yang disarankan untuk ditanamkan dipadang-padang penggembalaan adalah Arachis, Centrosema, Lamtoro, Siratro, dan Desmodium trifolium. Bibit tanaman tersebut dapat diperoleh antara lain di Balai Penelitian Ternak serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.
        Kandang pada sistem penggemukan sapi pasture fattening hanya berfungsi sebagai tempat berteduh sapi-sapi pada malam hari atau pada saat hari sedang panas. Penggemukan dengan sistem pasture fattening memerlukan padang penggembalaan yang relatif luas sehingga sulit bila dilaksanakan di daerah-daerah yang padat penduduknya seperti dipulau Jawa, namun bukan berarti penggemukan sapi dengan sistem pasture fattening tidak dapat dilakukan di indonesia. Di luar Pulau Jawa, meskipun tidak banyak lahi lahan yang tersedia, tetapi sudah ada yang melakukan penggemukan sapi dengan sistem pasture fattening.

B.Dry Lot Fattening

         Dry Lot Fattening merupakan sistem penggemukan sapi dengan pemberian ransum atau pakan yang mengutamakan biji-bijian seperti jagung, sorgum, atau kacang-kacangan. Di Amerika Serikat, penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening dilakukan pada daerah pusat produksi jagung yang dikenal dengan corn belt. pemberian jagung yang telah digiling dan ditambah dengan pemberian hijau-hijauan yang berkualitas sedang pada penggemukan sapi sudah memberikan pertambahan bobot badan yang lumayan. Namun, belakangan ini penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening bukan hanya memberikan satu jenis biji-bijian saja, tetapi sudah merupakan suatu bentuk yang diformulasi dari berbagai jenis bahan pakan konsentrat.
         Bahan-bahan yang dipergunakan dapat terdiri dari jagung giling, bungkil kelapa, dedak padi, polard, bungkil kelapa sawit, ampas tahu, dan sebagainya. dengan penambaha mineral dan garam dapur, bahan-bahan tersebut diformulasi dan menjadi bentuk pakan jadi yang  disebut konsentrat. Sapi dan ternak ruminansia lainnya membutuhkan serat kasar yang antara lain bersumber pada hijauan untuk memperlancar dan mengoptimalkan proses pencernaannya. Oleh karena itu, pemberian hijauan pada penggemukan dengan sistem dry lot fattening sangat dibatasi oleh batas-batas tertentu yang tidak akan mengganggu proses pencernaan. Untuk itulah, dibutuhkan batasan minimal pemberian hijauan dalam komponen pakan atau ransum ternak ruminansia.

C.Kereman

         Penggemukan sapi dengan sistemm kereman dilakukan dengan cara menempatkan sapi-sapi dalam kandang secara terus-menerus selama beberapa bulan. Sistem ini tidak begitu berbeda dengan penggemukan sapi dengan sistem dry lot fattening, kecuali tingkatnya yang sangat sederhana. Pemberian pakan dan air minum dilakukan dalam kandang yang sederhana selama berlangsungnya proses penggemukan. Pakan yang diberikan terdiri  dari hijauan dan konsentrat dengan perbandingan yang tergantung pada ketersediaan pakan hijauan dan konsentrat. Apabila hijauan tersedia banyak maka hijauanlah yang lebih banyak diberikan. Sebaliknya, apabila pakan konsentrat mudah diperoleh, tersedia banyak, dan harganya relatif murah maka pemberian konsentratlah yang diperbanyak. Namun, ada pula peternak yang hanya memberikan hijauan saja tanpa adanya pemberian konsentrat ataupun pakan lainnya. Sudah barang tentu hal ini dapat dilakukan pada daerah-daerah yang masih potensial menyediakan hijauan.


Sumber Di kutip dari
BUKU PENGGEMUKAN SAPI 
yang ditulis oleh Bpk. Ir.Sori Basya Siregar,M.S.
diterbitkan oleh : PENEBAR SWADAYA